Belajar di luar kelas (Outdoor study) yang dikemas dengan kegiatan kunjungan belajar pada beberapa tempat sebagai sumber belajar memiliki korelasi dengan pelajaran yang sudah siswa miliki, sehingga akan terbangun pengetahuan baru yang lebih bermakna dan dapat dikembangkan dalam dunia nyata. Seperti yang dilakukan 228 siswa kelas I SD Muhammadiyah Metro Pusat pada Rabu (9/3). Didampingi 15 guru pendamping, mereka akan mendatangi tiga lokasi yang dijadikan sebagai kunjungan belajar.
Pemerahan susu kambing menjadi tempat destinasi pertama yang dikunjungi. Lokasi yang terletak di 21 Yosomulyo ini, mendapat antusias siswa yang tinggi, karena sebagian di antara mereka belum pernah memegang kambing. Mereka pun berdesak-desakan untuk berupaya mendekati hewan herbivora ini. Apalagi dari pihak pengelola peternakan memberi kesempatan kepada mereka untuk mencoba memerah susu kambing. Mereka sangat antuasias untuk mencobanya karena ini merupakan pengalaman pertama buat mereka. Setelah puas berkeliling dan memerah susu kambing, sebelum meninggalkan peternakan, seluruh siswa dibekali susu yang sudah diolah dan dikemas dalam gelas plastik dengan varian rasa yang berbeda. Wuiih...jelas segar dan gurih sekali ya susunya.
Kunjungan kedua bertempat di Balai Benih Induk (BBI) Pekalongan Lampung Timur. Di lokasi seluas 114 hektar ini menjadi tempat kunjungan rutin SD Muhammadiyah Metro Pusat. Di sana rombongan diberi penjelasan dari salah satu petugas tentang budidaya tanaman. Beberapa tanaman yang ada di antaranya adalah tanaman durian, jeruk, markisa, nangka, kelengkeng dan masih banyak lagi. Rombongan pun sempat diajak berkeliling di lahan yang baru dimanfaatkan 63 hektar ini. Sayangnya, beberapa pohon yang ada belum waktunya berbuah, hanya ada beberapa saja yang mulai berbunga. Namun hal ini tidak membuat para siswa kecewa, karena hari ini mereka telah mendapatkan pengalaman dan ilmu secara langsung yang berharga.
Lokasi terakhir yang dikunjungi adalah pasar tradisional. Di lokasi ini tidak sekedar untuk jual beli saja namun dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang edukatif bagi siswa. Harapannya dengan mengajak mereka berbelanja ke pasar tradisional akan memperoleh kesan tersendiri dibanding jika berbelanja di pasar modern. Di sini mereka belajar tawar menawar secara langsung dengan pedagang. Jika dibandingkan dengan pasar modern yang sudah berlabel harga tetap, tentu di pasar tradisional memiliki harga yang jauh lebih murah. Dalam proses tawar menawar dengan pedagang, mereka pun belajar berkomunikasi dengan baik dan dituntut untuk bisa memilih sayuran, buah atau dagangan lainnya yang masih segar dan bermutu baik. “Hal ini yang menjadi tujuan siswa belajar di pasar tradisional untuk dididik menjadi pribadi yang mandiri, berani dan terampil,” ungkap Ustadzah Nurjannah (Koordinator Kelas I) (Lfr)
|