Bersinergi dalam IHT, Bersama MI Muhammadiyah Pekalongan
Bersinergi dalam IHT, Bersama MI Muhammadiyah Pekalongan
Pekalongan-Sabtu (8/1/2022). Tim SD Muhammadiyah Metro Pusat bersilaturahmi ke Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Pekalongan Lampung Timur. Kunjungannya kali ini selain diminta untuk mengisi kegiatan Inhouse Training juga sekaligus menyerahkan bantuan hibah 4 buah komputer, layak pakai.
Kehadiran tim disambut hangat oleh kepala sekolah, guru dan karyawan. Kepala MI Muhammadiyah Pekalongan, Samsul Arifin, S.Pd., dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada kepala SD Muhammadiyah Metro Pusat, di tengah kesibukannya masih menyempatkan berbagi.
“Saya berharap motivasi dari kepala SD Muhammadiyah Metro Pusat kepada guru MI Muhammadiyah Pekalongan, agar lebih memberikan semangat dalam beraktivitas pembelajaran dan pengembangan sekolah,” paparnya.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan bantuan komputer, yang diserahkan Waka Sarpras SD Muhammadiyah Metro Pusat, Hafidz Al Ato’, kepada Waka Kurikulum MIM Pekalongan, Muslihatin Nisa.
Saat memberikan materi dalam IHT, Ihwan, S.Ag.,M.Pd., memberikan motivasi dengan judul “Silaturahmi ke saudara tua”.
Ia menampilkan gedung SD Muhammadiyah Metro Pusat di tahun 2002, yang saat itu baru ada 15 guru dan karyawan. Dari kondisi tersebut, membuat guru semangat untuk merubah performance dari gedung sekolah.
“Jangan jadikan alasan untuk tidak ingin maju. Keadaan saat ini jangan dijadikan alasan. Kesempurnaan tidak akan mengkhianati hasil. Harus segera bergerak,” Tuturnya.
Ia menambahkan, etos kerja yaitu kemampuan personal untuk memberdayakan siswa. Etos kerja secara organisasi dalam sekolah harus dapat diorganisir menciptakan manajemen partisipatif.
“Kepala sekolah harus membangun manajemen partisipatif. Semua guru dan karyawan harus dilibatkan, apapun tupoksinya. Memikirkan, membicarakan, melakukan terhadap pengembangan sekolah,” terangnya.
Menyinggung tentang pentingya budaya sekolah. Ia menambahkan Semua guru harus punya gagasan. Namun harus dari bawah, jangan hanya dari atas. Gagasan tersebut muncul kapan saja dan dijadikan budaya.
“Etos kerja juga harus menjadi budaya,” paparnya, memberikan semangat kepada guru-guru MIM.
Lebih jauh Ihwan memaparkan. Secara personal harus memiliki kemampuan yaitu: pertama: gagasan, kita harus memiliki gagasan dan diangkat bersama. Tidak hanya pada Pelajaran, sekecil apapun dan harus dikaryakan oleh sekolah. Kedua: respon. Ketika guru ditanya harus cepat tanggap dengan membawa manfaat yg besar. Ketiga: Semangat, dengan melakukan ice breaking. Keempat: kreatif, penampilan berbeda, selalu mendesain kelas, mengajar dengan strategi. (lef/ims)